Terima Kasih Atas Kunjungannya. Bagi Anda yang Ingin Menyetorkan ZIS, Silakan Klik di Laman Contacts

Kamis, 29 November 2012

ZAKAT DAN MANFAATNYA YANG BESAR

Zakat telah di wajibkan ke atas umat Islam yang memenuhi syarat-syaratnya. Ia mempunyai hikmah dan tujuan yang banyak, di antaranya ialah:  

1. Membantu umat Islam yang Fakir dan Miskin serta meringankan beban mereka. 
  
Setiap orang Islam dituntut untuk saling tolong menolong dan bantu membantu antara satu sama lain, justru itu zakat merupakan satu bentuk bantuan orang-orang kaya (aghniya) kepada orang-orang fakir dan miskin selaras dengan firman Allah SWT  “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir dan miskin...” (QS. At-Taubah (9): 60) 

2.      Merapatkan Jurang Pemisah di kalangan Anggota Masyarakat. 

a.       Pemberian zakat secara langsung menjadikan golongan kaya (aghniya) merasa bersimpati dan bermurah hati untuk membantu orang-orang miskin. 
b.      mengeratkan lagi hubungan silaturrahim antara golongan berada (aghniya) dan golongan miskin (mustahik). 
  
3.      Zakat Sebagai Sumber Pembangunan Masyarakat  

Pendayagunaan zakat akan dapat merapatkan dan mempererat antara golongan yang berada (aghniya) dan golongan yang dhaif (mustahik). Ini secara langsung akan dapat mewujudkan semangat persaudaraan dan seterusnya dapat membina satu masyarakat Islam yang kuat dan bersatu padu. 

4        Sebagai Syukur atas Nikmat Allah SWT

Orang-orang yang mampu hendaklah merasa bersyukur atas harta kekayaan, kemewahan dan kesenangan hidup yang dikaruniakan oleh Allah SWT. Yang demikian salah satu cara untuk menunjukkan tanda kesyukuran nikmat tersebut adalah dengan mengeluarkan zakat. 

5.      Membersihkan Hati dari Kebakhilan. 

Dengan berzakat dapat mendidik manusia supaya menjadi manusia (insan) yang pemurah dan sekaligus dapat mengikiskan sifat tamak, kikir, dan bakhil yang selaras dengan firman Allah SWT. 

“Sesekali jangan orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang bakhilan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”  (QS. Ali Imran (3): 180 ) 

6.      Mensucikan Harta  

Dalam mencari harta kemungkinan, harta yang diperoleh dari jalan yang tidak bersih (halal) dan dari sumber haram dan syubhat, oleh karena itu setiap umat Islam yang memenuhi syarat wajib mengeluarkan zakat supaya dapat menyucikan harta tersebut selaras dengan firman Allah SWT :  “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”  (QS. At-Taubah (9): 103 ) 

7.      Menyuburkan Harta 

Orang-orang yang mengeluarkan zakat akan dapat menyuburkan hartanya. Firman Allah SWT  “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”  (QS. Ibrahim (14): 7) 
  
Semoga dengan sedikit tulisan ini mengingatkan kembali kepada kita akan sebuah kewajiban yang mungkin belum kita laksanakan sebagaimana mestinya, yaitu membayar zakat.

Dan semoga Allah SWT memberikan kemudahan serta kekuatan kepada kita dalam menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dan akhirnya kita ditempatkan di sisiNya pada tempat yang setinggi-tingginya di akhirat nanti. Amin. Wallahu a’alam bishshawab.

sumber : http://pangerans.multiply.com/journal/item/182/Penting-Hikmahnya-Berzakat...Yukkkk-?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Selasa, 27 November 2012

BESARNYA PAHALA BERSEDEKAH

Seperti Sebutir benih yang Menumbuhkan Tujuh Bulir
Al-qur’an membuat perumpamaan bagi orang yang bersedekah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Hal ini karena begitu banyaknya pahala yang diterima oleh orang yang bersedekah.
Banyak hadis maupun ayat-ayat al-qur’an yang menginterpretasikan tentang dilipatgandakannya pahala orang yang bersedekah. Sebab sedekah itu merupakan bentuk kepedulian sosial, membantu orang yang sedang membutuhkan, menolong fakir miskin, sekaligus menghilangkan sifat rakus, egois dan materialistis yang bercokol di dalam jiwa. Tentu saja sedekah yang dilakukan itu harus didasari denga keikhlasan tanpa mengharapkan imbalan uang sepeserpun, juga harapan-harapan lain yang disandarkan kepada selain Allah. Bila sedekah ini dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan syari’at, insya Allah pahala yang diterimanya berlipat ganda, sampai Allah menganalogikan banyaknya pahala orang yang bersedekah itu seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya dalam surat al-Baqarah ayat 261 yang artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Di dalam kitab Durratun Nashihin ada keterangan sebagai berikut: Bahwa sedekah itu ada empat macam, di antaranya:
  1. Sedekah yang balasan pahalanya sebanyak sepuluh kali lipat adalah sedekah yang diberikan kepada orang-orang fakir.
  2. Sedekah yang balasan pahalanya sebanyak tujuh puluh kali lipat adalah sedekah yang diberikan kepada sanak famili (yang masih ada hubungan keluarga).
  3. Sedekah yang balasan pahalanya sebanyak tujuh ratus kali lipat adalah sedekah yang diberikan kepada teman-temannya.
  4. Sedekah yang balasan pahalanya sebanyak tujuh ribu kali lipat adalah sedekah yang diberikan kepada orang yang menuntut ilmu.
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang diminta karena Allah, lalu memberi maka tujuh puluh kebaikan ditulis untuknya.” (HR. Baihaqi)
Abu Hurairah ra pernah berkata: Rasulullah saw pernah bersabda: “Seorang lelaki yang membuka pintu sedekah atau menyambung sanak, niscaya Allah akan menambah banyak kekayaannya. Dan seseorang yang membuka pintu untuk minta-minta dengan maksud menumpuk kekayaannya, niscaya Allah akan menambah kefakirannya.”
Ibnu Umar ra berkata: Rasulullah saw pernah bersabda: “Apakah yang memberatkan seseorang diantara kamu bila hendak bersedekah senuat diniati untuk kedua orang tuanya (yang sudah meninggal dunia) bila mereka orang-orang Islam. Jadi pahala sedekah itu akan dimiliki oleh mereka. Dan untuk dia juga diberi pahala yang sama dengan pahala yang mereka terima tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”
Dan masih banyak lagi hadis maupun ayat al-qur’an yang membahas tentang keutamaan dan pahala sedekah.
Seperti Kebuh yang Terletak di Dataran Tinggi yang Disirami dengan Hujan Lebat
Orang yang bersedekah oleh al-qur’an juga digambarkan seperti sebuah perkebunan yang terletak di daratan tinggi yang disirami oleh hujan lebat. Ini merupakan salah satu gambaran tentang begitu banyaknya pahala yang diterima oleh orang yang bersedekah itu, sehingga digambarkan seperti tanaman yang berada dalam area perkebunan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam surat al-Baqarah ayat 256 yang artinya : “Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridlaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disirami oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai).”
Perumpamaan yang diketengahkan al-qur’an di atas mengindikasikan berapa besarnya pahala yang diperoleh oleh orang yang bersedekah, sampai diumpamakan seperti kebuh yang penuh dengan tanaman yang berbuah. Hal ini menandakan bahwa sedekah itu merupakan perbuatan yang mulia dan cermin dari kepribadian orang yang berakhlak terpuji, yang peduli terhadap orang lain, yang menolong dan membantu terhadap segala aktifitas mauun kegiatan yang mengarah pada kepentingan ukhrawi.
Sahabat Abu Hurairah ra berkata: Bahwasanya Rasulullah saw pernah bersabda:
“Bersedekah itu mencegah mati dalam keadaan jelek.” (HR. Al-Qudha’i)
Ugbah bun Amir berkata: Rasulullah saw telah bersabda:
“Sesungguhnya memberi sedekah itu bisa memadamkan panasnya kubur yang akan dialami ileh pemberinya, sesungguhnya seorang mukmin hanya berlindung di bawah naungan sedekah.” (HR. Thabrani)
Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw pernah bersabda:
“Barangsiapa memberi makan kepada saudaranya yang muslim dengan makanan yang disenanginya maka Allah mengharamkan dirinya disiksa dengan api neraka.” (HR. Al-Baihaqi)
Ibnu Abbas ra berkata:
“Setiap orang muslim yang memberi pakaian kepada orang muslim yang lainnya maka akan dipelihara oleh Allah Yang Maha Tinggi selama kain tiu berada di tangan orang yang diberi.” (HR. An-Nasa’i)
Abu Sa’id al-Khudri ra berkata: “Setiap oarng mikmin yang memberi makan orang mukmin lain yang kelaparan maka pada hari kiamat kelak Allah akan memberi makan kepadanya dari buah-buahan surga. Dan setiap orang mukmin yang memberi minum kepada orang mukmin lain yang sedang kehausan, maka pada hari kiamat kelak Allah akan memberinya minuman dari cukak murni yang masih bersegel. Dan setiap orang mukmin yang memberi pakaian pada orang mukmin lain yang telanjang maka pada hari kiamat kelak Allah akan memberinya pakaian surga.” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Daud)
Ibnu Umar ra berkata: “Banyak sekali bidadari yang bermata jeli, dimana maskawinnya hanya sedekah segenggam gandum atau segenggam kurma.” (HR. Uqaili)
Abu Sa’id ra berkata: Rasulullah saw pernah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bersedekah satu dirham diwaktu hidupnya dan masih dalam keadaan sehat, adalah lebih baik daripada sedekah seratus dirham ketika akan mati.”
Haritsah ra berkata: Rasulullah saw pernah bersabda: “Bersedekahlah kalian, kelak akan datang kepada kalian suatu masa dimana seorang lelaki berjalan dengan sedekahnya, lantas orang yang didatanginya untuk diberi sedekah berkata: “Seandainya kamu datang kemarin, niscaya aku akan menerimanya. Untuk sekarang kau tidak membutuhkan.” Lantas ia tidak menjumpai orang yang mau menerima sedekahnya.”
Salman bin Amir ra berkata: “Sedekah yang diberikan kepada orang miskin adalah sedekah biasa. Namun bila diberikan kepada familinya maka termasuk sedekah dan menyambung tali persaudaraan.”
Demikianlah pahala dan keutamaan orang yang bersedekah. Masih banyak lagi badis maupun fatwa ulama yang menerangkan tentang besarnya pahala, keutamaan dan balasan rizki dari Allah bagi orang yang gemar bersedekah. Besarnya pahala yang diterima oleh orang yang bersedekah seperti diumpamakan oleh al-qur’an: “Seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir,” juga “bagaikan kebun yang terletak di dataran tinggi yang disirami oleh hujan lebat” sehingga dapat menumbuhkan beraneka macam tanaman yang menghasilkan buah-buahan dalam jumlah yang banyak sekali.
Meskipun demikian besar pahala orang yang bersedekah, tetapi masih banyak muslimin yang tidak mau melakukannya. Orang-orang seperti ini biasanya jiwanya telah terbelenggu oleh penyakit hubbud dunya. Mudah-mudahan Allah membuka mata hati kita sehingga kita menjadi insan yang gemar bersedekah dan beramak untuk kepentingan akhirat nanti.
sumber :http://ajiraksa.blogspot.com/2012/03/perumpamaan-orang-yang-bersedekah.html