Terima Kasih Atas Kunjungannya. Bagi Anda yang Ingin Menyetorkan ZIS, Silakan Klik di Laman Contacts

Kamis, 31 Januari 2013

Keutamaan Sedekah



 Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''
Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT.
Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan.
Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlah?ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''
Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.
Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah rezeki dengan sedekah.'' Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.''
Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.'' Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.''
Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).
Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab. 

sumber : http://jiwa-pejuang.blogspot.com/2012/01/keutamaan-sedekah.html

Rabu, 30 Januari 2013

ZAKAT MAAL

Zakat merupakan  salah satu rukun pokok dari lima rukun Islam, yaitu rukun Islam yang ketiga, sebagaimana diungkapkan dalam beberapa hadits Nabi, sehingga keberadaannya dianggap sebagai ma’luum minad-diin bidh-dharuurah atau diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang.  Zakat adalah ibadah maaliyyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis, dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Zakat adalah ibadah yang menyangkut harta. Karena zakat merupakan aturan Allah SWT, maka setiap aturan yang datang dari-Nya adalah ibadah.

Zakat Mal
Hadits Nabi Saw,
حَدِيْثُ أبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ فِيمَا دُوْنَ خَمْسَةِ أوْسُقٍ صَدَقَةٌ وَلاَ فِيمَا دُوْنَ خَمْسِ ذَوْدٍ صَدَقَةٌ وَلاَ فِيمََا دُونَ خَمْسِ أوَاقٍ  صَدَقَةٌ ﴿ متفق عليه ﴾
Diriwayatkan dari Abi Sa’id Al-Khudri r.a, dia telah berkata: Nabi SAW telah bersabda: “Hasil bumi yang kurang dari lima wasaq (gantang), tidak diwajibkan zakat. Unta yang kurang dari lima ekor, tidak diwajibkan zakat. Perak  yang kurang dari lima uqiah (satu uqiah adalah sama dengan empat puluh dirham perak), tidak diwajibkan zakat. (Muttafaq ‘Alaih)
عَنِ ابْنِ عَبَاسٍ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ وَالَّذِيْنَ يَكْنِزُوْنَ الذَّهَبِ وَ الْفِضَّةَ كَبُرَ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ فَقَالَ عُمَرُ اَنَا اُفَرِّجُ عَنْكُمْ فَانْطَلَقَ فَقَالَ يَابِيَ اللهِ اَنَّهُ كَبِرَ عَلَى اَصْحَابِكَ هَذِهِ الأَيَةِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ لَمْ يَفْرِضِ الزَّكوةَ اِلاَّ لِيُصَيِّبَا مَا بَقِيَ مِنْ اَمْوَالَكُمْ وَاِنَّمَا فَرَضَ الْمُوَازِيْثَ وَذَكَرَ كَلِمَةً لِتَكُوْنَ لِمَنْ بَعْدَكُمْ. ( رواه ابوداود و كذا الشكوة )
Ibnu Abbas ra. berkata, “Ketika ayat, dan mereka yang menimbun emas dan perak diwahyukan , kaum muslimin merasa sangat susah.maka Umar ra. berkata, “Aku akan mencari jalan keluar bagi kalian.” Iapun pergi dan berkata kepada Nabi saw, “Wahai Nabiyullah, sesungguhnya ayat ini terasa berat bagi sahabatmu.” Nabi Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan zakat kecuali untuk menyucikan harta yang tersisa padamu, sesungguhnya mewajib waris agar kamu dijaga oleh orang-orang setelahmu.(HR. Abu Daud)
Dalam  hadits ini dapat kita ketahui dengan jelas bahwa semua penimbunan harta, betapapun sangat diperlukannya, menyebabkan adzab yang keras di akhirat, sehingga hal ini sangat mengejutkan para sahabat. Karena kadang kala, menyimpan uang itu sangat diperlukan untuk menghilangkan kegelisahan mereka.
Zakat diwajibkan atas harta yang telah tersimpan selama setahun penuh. Jika menyimpan itu tidak diperbolehkan dalam suatu keadaan, maka tidak perlu adanya perintah zakat. Dengan demikian hadits tersebut menunjukkan salah satu manfaat zakat. Selain mendapatkan pahala, zakat juga menyucikan harta yang tertinggal.
 sumber : http://bg-zacksmart.blogspot.com/2012/02/hadits-tentang-zakat.html

Selasa, 29 Januari 2013

HADITS TENTANG SEDEKAH



1) Dari Abu hurairah  ra. ia berkata ; ada seseorang yang datang kepada nabi saw dan bertanya;wahai rasulullah sedekah apakah yang paling besar pahalanya ? beliau menjawab  bersedekahlah sedangkan kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih ingin kaya, dan jangankah kamu menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan  maka kamu baru berkata; untuk si fulan sekian dan untuk si fulan sekian,padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya) (HR Bukhari dan Muslim)
2) Dari abu hurairah ia berkata  sesungguhnya rasulullah saw ia bersabda; bersegaralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara
-apakah kamu menantikan kemiskinan yang dapat melupakan
- kekayaan yang dapat menimbulkan  kesombongan
- sakit yang dapat menendorkan
- tua renta yang dapat melemahkan
- mati yang dapat menudahi segala-galanya
- atau menunggu datangnya dajal padahal ia adalah sejelek-jelek sesuatu yang ditunggu
- atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat adalah sesuatu yang amat berat dan amat menakutkan (HR Tarmidzi)
3) Abu Dzar menerangkan bahwa sebagian sahabat rasulullah saw, berkata kepada beliau ” Wahai rasulullah , orang -orang kaya  itu pergi dengan banyak pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana yangkami kerjakan , mereka berpuasa sebagaimana yang kami kerjakan ,dan mereka bersedeqah dengan k elebihan harta yang mereka miliki (sementara kami tidak bisa melakukannya)
Beliau bersabda,’bukankah Allah telah menjadikan sesuatu untuk kalian yang bisa kalian sedeqahkan ?; sesungguhnya setiap tasbih(subhanallah) adalah sedeqah, setiap takbir (Allohu akbar) adalah shadaqah, setiap tahmid(Alhamdulillah) adalah shadaqah,setiap tahlil( la illaha ilallah) adalah shadaqah, menyeru kepada kebaikan adalah shadaqah dan bersetubuh dengan istri juga shadaqah,
Mereka bertanya “Wahai rasulullah apakah jika diantara kami menyalurkan hasrat biologisnya juga mendapat pahala ?Beliau menjawab”bukankan jika ia menyalurkan pada yang haram itu berdosa? maka demikian pula apabila ia menyalurkan pada yang halal, maka ia juga akan mendapatkan pahala ((HR Muslim)
4) Abu hurairah ra. berkata, rasulullah bersabda, “Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan shadaqqahnya setiap hari , ketika matahari terbit, mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah shadaqqah , menoloing seseorang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barang ke atas kendaraannya adalah shadaqqah, kata-kata yang baik adalah shadaqqah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah shadaqqah , dan membersihkan rintangan dari jalan adalah shadaqqah (HR Bukhari dan Muslim)
5) Dari abu dzarr ra ia berkata  sesungguhnya rasulullah saw bersabda; setiap pagi pada ruas tulang kalian terdapat sedekah, setiap ucapan tasbih (Subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (alhamdulillah ) adalah sedekah setiap tahlil (laa ilaha iallah) adalah sedekah, setiap takbir (allahu akbar) adalah sedekah, memerintah kebaikan adalah sedekah, mencegah perkara mungkar adalah sedekah, dua rakaat yang dikerjakan dalam shalat dhua telah mencakup semuanya (HR Muslim)
6) Dari aisyah ra. ia berkata,  “Rasulullah saw bersabda sesungguhnya setiap anak cucu adam diciptakan sebanyak 350 ruas tulang. maka siapa saja mengagungkan Alloh (Takbir), memuji Alloh (hamdalah),  membaca tasbih (subhanallah) membaca istigfar (astagfirullah) menyingkirkan batu dari jalanan, menyingkirkan dan mencegah kemungkaran hingga genap tigaratus enam puluh kali berarti pada sore hari ia telah menjauhkan dirinya dari neraka (HR Muslim)
7) Dari abu hurairah ra , ia berkata ; Rasulullah saw bersabda” wahai kaum muslimah, janganlah sekali-kali seorang tetangga itu merasa terhina untuk memberi sedekah kepada tetangganya, walaupun hanya berupa kikil kambing  (HR Bukhari dan muslim)
8.) Dari jabir ra. ia berkata, rasulullah saw bersabda ; setiap perbuatan baik adalah sedekah (HR Bukhari)
9.) Dari jabir ra. Ia berkata : rasulullah saw bersabda; seorang muslim yang menanam tananam , kemudian ia makan dari hasil tanaman itu termasuk sedekah baginya, juga bila hasil tanaman itu dicuri atau diambil orang, maka ia termasuk sedekah baginya (HR Muslim)
10) Dari abu musa ra. dari nabi saw, beliau bersabda ; “setiap orang islam itu wajib bersedekah.”Salah seorang sahabat bertanya; Bagaimana jika ia tidak mempunya apa- apa  beliau menjawab; “hendaklah ia berbuat  dengan kedua tangannya sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan bagi dirinya dan dapat pula untik disedekahkan ” ia bertanya ; “Bagaimana seandanya ia tidak mampu untuk berbuat seperti itu ? beliau menjawab hendaklah ia membantu orang yang sangat membutuhkan bantuannya ” ia bertanya lagi bagaimana seandainya ia tidak mampu memberi bantuan ? beliau menjawab; hendaklah menyuruh orang untuk berbuat baik; bagaimana seandainya ia juga tidak mampu berbuat seperti itu ?; hendaklah ia mencegah dirinya dari perbuatan keji, karena mencegah dirinya dari perbuatan keji termasuk sedekah (HR Muslim)
11. Dari ibnu umar ra;  ia berkata ketika rasulullah saw berada di atas mimbar, beliau bebicara tentang sedekah, dan menjaga diri dari meminta-minta, beliau bersabda; tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah; tangan di atas adalah yang memberi sedangkan yang di bawah adalah tangan yang meminta-minta  (HR Bukhari dan Muslim )
12) (BUKHARI – 1213) : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari ‘Amir bin Sa’ad bin Abu Waqash dari bapaknya radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam pernah mengunjungiku pada hari Haji Wada’ (perpisahan) saat sakitku sudah sangat parah, lalu aku berkata: ” Sakitku sudah sangat parah (menjelang kematianku) dan aku banyak memiliki harta sedangkan tidak ada yang akan mewarisinya kecuali anak perempuanku. Bolehkah aku menyedekahkan sepertiga dari hartaku ini?. Beliau menjawab: “Tidak boleh”. Aku katakan lagi: “Bagaimana kalau setengahnya?”. Beliau menjawab: “Tidak boleh”. Kemudian Beliau melanjutkan: “Sepertiga dan sepertiga itu sudah besar atau banyak. Sesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan (kaya) itu lebih baik dari pada kamu meninggalkan mereka serba kekurangan sehingga nantinya mereka meminta-minta kepada manusia. Dan kamu tidaklah menginfaqkan suatu nafaqah yang hanya kamu hanya niatkan mencari ridha Allah kecuali kamu pasti diberi balasan pahala atasnya bahkan sekalipun nafkah yang kamu berikan untuk mulut isterimu”. Lalu aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah aku diberi umur panjang setelah sahabat-sahabatku?. Beliau berkata,: “Tidaklah sekali-kali engkau diberi umur panjang lalu kamu beramal shalih melainkan akan bertambah derajat dan kemuliaanmu. Dan semoga kamu diberi umur panjang sehingga orang-orang dapat mengambil manfaat dari dirimu dan juga mungkin dapat mendatangkan madharat bagi kaum yang lain. Ya Allah sempurnakanlah pahala hijrah sahabat-sahabatku dan janganlah Engkau kembalikan mereka ke belakang”. Namun Sa’ad bin Khaulah membuat Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersedih karena dia akhirnya meningal dunia di Makkah.
13) Dari abu hurairah r.a. berkata bahwa Nabi SAW bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di padang pasir, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Curahkanlah ke kebun Fulan.’ Maka bergeraklah awan itu kemudian turun sebagai hujan di suatu tanah yang keras berbatuan. Lalu salah satu tumpukan dari tumpukan bebatuan tersebut menampung seluruh air yang baru saja turun, sehingga air mengalir ke suatu arah. Ternyata air itu mengalir di sebuah tempat dimana seorang laki-laki berdiri di tengah kebun miliknya sedang meratakan air dengan cangkulnya. Lalu orang tersebut bertanya kepada pemilik kebun, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?” Ia menyebutkan sebuah nama yang pernah didengar oleh orang yang bertanya tersebut dari balik mendung. Kemudian pemilik kebun itu balik bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menanyakan nama saya?” Orang itu berkata, “Saya telah mendengar suara dari balik awan, ‘Siramilah tanah si Fulan,’ dan saya mendengar namamu disebut. Apakah sebenarnya amalanmu (sehingga mencapai derajat seperti itu)?” Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau telah menceritakannya, saya pun terpaksa menerangkan bahwa dari hasil (kebun ini), sepertiga bagian langsung saya sedekahkan di jalan Allah SWT, sepertiga bagian lainnya saya gunakan untuk keperluan saya dan keluarga saya, dan sepertiga bagian lainnya saya pergunakan untuk keperluan kebun ini.” (HR. Muslim)
14) Nabi SAW bersabda, “Seorang wanita pezina telah diampuni dosanya karena ketika dalam perjalanan, ia melewati seekor anjing yang menengadahkan kepalanya sambil menjulurkan lidahnya hampir mati karena kehausan. Maka, wanita tersebut menanggalkan sepatu kulitnya, lalu mengikatkannya dengan kain kudungnya, kemudian anjing tersebut diberi minum olehnya. Maka dengan perbuatannya tersebut, ia telah diampuni dosanya.” Seseorang bertanya, “Adakah pahala bagi kita dengan berbuat baik kepada binatang?” Beliau SAW menjawab, “Berbuat baik kepada setiap yang mempunyai hati (nyawa) terdapat pahala.” (Muttafaq ‘Alaih)
15) “Bershadaqah pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, menghubungkan diri dengan kawan-kawan pahalanya dua puluh dan silaturahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat.” (HR. Al Hakim)
16) Dari Uqbah bin Harits r.a., “Saya pernah shalat Ashar di belakang Nabi SAW di madinah munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau SAW. Ketika rasulullah SAW keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu beliau bersabda, ‘Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan.” (HR. Bukhari)
17) Allah SWT berfirman (dalam hadits qudsi): “Hai anak adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
18) “Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” (HR. Bukhari)
19) Seorang sahabat bertanya kepada rasulullah SAW, “Shadaqah yang bagaimana yang paling besar pahalanya?” Nabi SAW menjawab, “Saat kamu bershadaqah hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu ditenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhari)
20) “Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain.” (HR. Ahmad)
21) “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (shadaqah) sebutir kurma.” (Muttafaq ‘Alaih)
22) “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bershadaqah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (HR. Ath Thabrani)
23) “Tiada seorang bershadaqah dengan baik kecuali Allah memelihara kelangsungan warisannya.” (HR. Ahmad)
24) “Barangsiapa yang menginfaqkan kelebihan hartanya di jalan Allah SWT maka Allah akan melipatgandakan dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang berinfaq untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali  lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya).” (HR. Ahmad)
sumber : http://hazelniez.wordpress.com/2012/10/29/kumpulan-hadits-tentang-sedekah/

Senin, 28 Januari 2013

SEDEKAH



Sedekah semuanya baik, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung niat, kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran sedekah. Di antara sedekah yang utama menurut Islam adalah sbb:

1.  Sedekah Sirriyyah
Sedekah sirriyyah adalah sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sedekah ini sangat utama karena lebih mendekati ikhlas dan selamat dari sifat riya’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Jika kamu Menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.” (QS. Al Baqarah: 271)
Perlu diketahui, bahwa yang utama untuk disembunyikan adalah pada sedekah kepada fakir dan miskin. Hal ini, karena ada banyak jenis sedekah yang mau tidak mau harus ditampakkan, seperti membangun masjid, membangun sekolah, jembatan, membuat sumur, membekali pasukan jihad dan sebagainya.
Di antara hikmah menyembunyikan sedekah kepada fakir miskin adalah untuk menutupi aib saudara kita yang miskin tersebut. Sehingga tidak tampak di kalangan manusia serta tidak diketahui kekurangan dirinya. Tidak diketahui bahwa tangannya berada di bawah dan bahwa dia orang yang tidak punya. Hal ini merupakan nilai tambah tersendiri dalam berbuat ihsan kepada fakir-miskin. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji sedekah sirriyyah, memuji pelakunya dan memberitahukan bahwa dia termasuk tujuh golongan yang dinaungi Allah Subhanahu wa Ta’ala nanti pada hari kiamat.
2.  Sedekah Dalam Kondisi Sehat
Bersedekah dalam kondisi sehat lebih utama daripada berwasiat ketika sudah menjelang ajal, atau ketika sudah sakit parah dan sulit diharapkan kesembuhannya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?” Beliau menjawab:
« أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ : لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ » .
Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan berat mengeluarkannya, dalam kondisi kamu khawatir miskin dan mengharap kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, “Untuk fulan sekian, untuk fulan sekian, dan untuk fulan sekian.” Padahal telah menjadi milik si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3.  Sedekah Setelah Kebutuhan Wajib Terpenuhi
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” (QS. Al Baqarah: 219)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ
Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Bukhari)
4. Sedekah dengan Kemampuan Maksimal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ جُهْدُ الْمُقِلِّ وَ ابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ
Sedekah yang paling utama adalah sedekah maksimal orang yang tidak punya, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Abu Dawud dan Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1112)
Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah berkata, “Hendaknya seorang memilih untuk bersedekah dengan kelebihan hartanya, dan menyisakan secukupnya untuk dirinya karena khawatir terhadap fitnah fakir (kemiskinan). Sebab, boleh jadi dia akan menyesal atas apa yang dia lakukan (dengan berinfak seluruh atau melebihi separuh harta) sehingga merusak pahala. Sedekah dan kecukupan hendaknya selalu eksis dalam diri manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengingkari Abu Bakar yang keluar dengan seluruh hartanya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu persis kuatnya keyakinan Abu Bakar dan kebenaran tawakkalnya, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak khawatir fitnah itu menimpanya sebagaimana Beliau khawatir terhadap selain Abu Bakar. Bersedekah dalam kondisi keluarga sangat butuh dan kekurangan, atau dalam keadaan menanggung banyak utang bukanlah sesuatu yang dikehendaki dari sedekah itu. Karena membayar utang dan memberi nafkah keluarga atau diri sendiri yang memang butuh adalah lebih utama. Kecuali jika memang dirinya sanggup untuk bersabar dan membiarkan dirinya mengalah meskipun sebenarnya membutuhkan sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar dan itsar (mendahulukan orang lain) yang dilakukan kaum Anshar terhadap kaum muhajirin.”
Oleh karena itu, para ulama mensyaratkan bolehnya bersedekah dengan semua harta apabila orang yang bersedekah kuat, mampu berusaha, bersabar, tidak berutang dan tidak ada orang yang wajib dinafkahi di sisinya. Ketika syarat-syarat ini tidak ada, maka bersedekah ketika itu adalah makruh.
5. Menafkahi anak-istri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ » .
Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu (anak-isteri) lebih besar pahalanya.” (HR. Muslim)
6. Bersedekah Kepada Kerabat
Disebutkan bahwa Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu memiliki kebun kurma yang sangat indah dan sangat dia cintai, namanya Bairuha’. Ketika turun ayat:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
Maka Abu Thalhah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan bahwa Bairuha’ diserahkan kepada Beliau, untuk dimanfaatkan sesuai kehendak Beliau. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyarankan agar ia membagikan bairuha’ kepada kerabatnya. Maka Abu Thalhah melakukan apa yang disarankan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membagikannya untuk kerabat dan keponakannya (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
اَلصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَ هِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ  :  صَدَقَةٌ وَ صِلَةٌ
Bersedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah, dan kepada kerabat ada dua (kebaikan); sedekah dan silaturrahim.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim, Shahihul Jami’ no. 3858)
Secara lebih khusus, setelah menafkahi keluarga yang menjadi tanggungan adalah memberikan nafkah kepada dua kelompok:
A. Anak yatim yang masih ada hubungan kerabat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Tetapi Dia tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apa jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. (QS. Al Balad: 11-16)
B. Kerabat yang memendam permusuhan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ
Sedekah yang paling utama adalah sedekah kepada kerabat yang memendam permusuhan.” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam al-Kabir, Shahihul Jami’ no. 1110)
7. Bersedekah Kepada Tetangga
Dalam suratAn Nisaa’ ayat 36 disebutkan perintah berbuat baik kepada tetangga, baik yang dekat maupun yang jauh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda kepada Abu Dzar:
« يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ » .
Wahai Abu Dzar! Jika kamu memasak sop, maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu.” (HR. Muslim)
8. Bersedekah Untuk Jihad fii Sabilillah
9. Bersedekah Kepada Kawannya yang Berada di Jalan Allah
Kedua hal di atas (no. 8 dan 9) berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
« أَفْضَلُ دِينَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ عَلَى دَابَّتِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى أَصْحَابِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ »
Dinar yang paling utama adalah dinar yang dikeluarkan seseorang untuk menafkahi keluarganya, dinar yang dikeluarkan untuk kendaraannya (yang digunakan) di jalan Allah dan dinar yang dikeluarkan kepada kawannya di jalan Allah.” (HR. Muslim)
مَنْ جَهَّزَ غَازِياً فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا ، وَمَنْ خَلَفَ غَازِياً فِى سَبِيلِ اللَّهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
Barang siapa mempersiapkan (membekali) orang yang berperang, maka sungguh ia telah berperang. Barang siapa yang menanggung keluarga orang yang berperang, maka sungguh ia telah berperang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Sedekah Jariyah
Sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya terus mengalir meskipun ia sudah meninggal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila cucu Adam meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga; sedekah jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan atau anak shalih yang mendo’akan (orang tua)nya.” (HR. Muslim)
Termasuk sedekah jariyah adalah waqf, pembangunan masjid, madrasah, pengadaan sarana air bersih, menggali sumur, menanam pohon agar buahnya dapat dimanfaatkan banyak orang dan proyek-proyek lain yang dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.
Imam as-Suyuthiy membuatkan sya’ir menyebutkan hal-hal yang bermanfaat bagi seorang sesudah meninggalnya:
اِذَا مَاتَ ابْنُ ادَمَ يَجْرِي  عَلَيْهِ مِنْ فِعَالٍ غَيْرِ عَشْرٍ
عُلُوْمٍ بَثَّهَا وَدُعَاءِ نَجْلٍ  وَغَرْسِ النَّخْلِ وَالصَّدَقَاتُ تَجْرِي
وَرَاثَةِ مُصْحَفٍ وَرِبَاطِ ثَغْرٍ   وَحَفْرِ الْبِئْرِ أَوْ إِجْرَاءِ نَهْرٍ
وَبَيْتٍ لْلْغَرِيْبِ بَنَاهُ يَأْوِى    إلِيْهِ أَوْ بِنَاءِ مَحَلِّ ذِكْرٍ
“Apabila cucu Adam Adam meninggal, maka mengalirlah kepadanya sepuluh perkara;,
Ilmu yang disebarkannya, doa anak saleh, pohon kurma yang ditanamnya serta sedekahnya yang mengalir,
Mushaf yang diwariskan dan menjaga perbatasan,
Menggali sumur, mengalirkan sungai, rumah untuk musafir yang dibangunnya atau membangun tempat ibadah.”


sumber : www.konsultasisyariah.com/sedekah-yang-paling-utama/

Sabtu, 26 Januari 2013

PERAN ZAKAT UNTUK PENDIDIKAN

Zakat adalah ibadah yang di samping berdimensi hablum-minallah, yakni bukti ketundukan dan kepatuhan kepada aturan dan ketentuan-Nya, juga merupakan ibadah yang mengandung dimensi hablum-minannas yang sangat luas. Dalam kaitan dengan pentasyarufan zakat, perlu kiranya dicermati bahwa pendidikan adalah unsur yang penting dalam mewujudkan kemaslahatan umat. Pendidikan memegang peranan penting dalam pembinaan umat Islam supaya mereka dapat meraih status khaira ummah.
 
Setiap manusia dimanapun memang membutuhkan pendidikan. Pendidikan sangat penting, apalagi jika dikaitkan dengan kedudukan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah Allah di bumi, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang sesuai dengan tuntutan fitrahnya dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang mempunyai karakter dan berkualitas serta memiliki akhlakul karimah sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat sekitarnya.
Kiprah umat Islam Indonesia dalam dunia pendidikan telah tumbuh dalam masa yang panjang sejak zaman sebelum kemerdekaan. Suatu catatan historis yang tidak bisa diabaikan bahwa pendidikan Islam memiliki peran dan andil yang penting sebagai mata rantai kebangkitan pendidikan nasional, secara bersamaan dan bahkan sebelum lahirnya lembaga pendidikan legendaris Tamansiswa (1922).

Dalam sejarah pendidikan Islam di Indonesia, keberadaan lembaga-lembaga pendidikan umat, seperti pesantren dan madrasah yang tersebar diseluruh pelosok tanah air, hampir seluruhnya dibiayai secara mandiri dengan dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf dari umat Islam sendiri.
Namun hingga saat ini, di tengah banyaknya berdiri lembaga pendidikan di semua tingkatan, baik negeri maupun swasta, masih banyak generasi muslim yang belum dapat menikmati pendidikan yang memadai sebagaimana mestinya, karena faktor kemiskinan. Oleh karena itu peran zakat perlu dioptimalkan untuk membantu pembiayaan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, maupun untuk kepentingan masa depan umat secara keseluruhan.

Sebagaimana diutarakan oleh Dr. Yusuf Qaradhawi dalam buku Dauru Al-Zakat, fi’ Ilaaj al-Musykilaat al-Iqtishaadiyah, “Seorang yang menuntut ilmu di berikan hak untuk menerima zakat karena ia sedang melaksanakan kewajiban yang sifatnya
fardhu kifayah, dan juga karena manfaat dari ilmu yang akan dicapainya tidak terbatas untuk dirinya sendiri, namun manfaat ilmunya itu dipergunakan untuk kepentingan seluruh umat manusia hingga wajar apabila kemudian ia dibantu dengan uang zakat, karena pada dasarnya, zakat hanyalah diperuntukkan bagi muslim yang membutuhkan ataupun bagi orang yang dibutuhkan oleh
kaum muslimin, sedang penuntut ilmu masuk kedalam kedua kriteria tersebut.”
Pemberian zakat untuk beasiswa telah dibahas dan diputuskan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui fatwa yang ditetapkan pada 29 Ramadhan 1416/19 Februari 1996, ditandatangani oleh Ketua Umum MUI KH Hasan Basri dan Ketua Komisi Fatwa Prof KH Ibrahim Hosen, LML (Surat Keputusan Fatwa Nomor 120/MUI/1996).
Fatwa MUI itu, antara lain menyatakan, Memberikan uang zakat untuk keperluan pendidikan, khususnya dalam bentuk beasiswa, hukumnya adalah sah karena termasuk dalam asnaf sabilillah, yaitu bantuan yang dikeluarkan dari dana zakat berdasarkan Al-Quran surat At-Taubah ayat 60 dengan alasan bahwa pengertian fi sabilillah menurut sebagian ulama fiqih dari beberapa mazhab dan ulama tafsir adalah lafaznya umum.”
Menurut fatwa MUI, criteria pelajar/mahasiswa/sarjana muslim penerima zakat beasiswa, hendaknya (1) berprestasi akademik, (2) diprioritaskan bagi mereka yang kurang mampu, dan (3) mempelajari ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Peran zakat untuk pendidikan memiliki visi jangka panjang yakni peningkatan kualitas hidup umat Islam, sehingga terbebas dari kebodohan dan ketidakberdayaan yang dapat menimbulkan kerawanan aqidah, pemikiran, ideologi, dan perilaku yang meresahkan masyarakat. Wallahu a’lam bisshawab

sumber : http://www.jasainternetmarketing.com/baznasgo/2011/08/08/peran-zakat-untuk-pendidikan/

Jumat, 25 Januari 2013

Manfaat Zakat Bagi Kesehatan


Zakat, terutama zakat mal, seperti bahan pangan, dapat membangun generasi yang sehat sebab bahan pangan yang dizakatkan haruslah bermutu bagus.
Gizi buruk dan kekurangan pangan merupakan penyebab lahisnya generasi yang tidak sehat. Ini dapat ditanggulangi dengan adanya zakat.
Jadi, zakat tidak hanya bermanfaat bagi orang yang mengeluarkannya secara mental (mengikis kekikiran), tetapi juga berguna secara fisik bagi orang yang menerimanya.

Selasa, 22 Januari 2013

Hebatnya Sedekah ke Panti Asuhan Anak Yatim

Begitu hebatnya sedekah hingga aku menjadi ketagihan karenanya.
Janji Alloh SWT memang benar adanya.

Salah satu pengalaman sedekahku pada tanggal 10 Suro yang paling berkesan, maklum masih baru saja terjadi.

Ceritanya, awal Suro aku memperoleh orderan kerja, dan hingga tanggal 9 Suro, uang telah terkumpul 300 ribu rupiah. Karena besok tanggal 10 Suro aku berniat menyedekahkan uang yang 300 ribu itu ke Panti Asuhan Anak Yatim di kotaku.
Waktu itu yang menerima adalah Abah, si pemilik Panti. Dan aku diberinya tanda terima.

Sungguh karunia Alloh SWT, pada tanggal 11 Suro, tepatnya sehari setelah aku bersedekah, KEMURAHAN Alloh SWT mulai nampak.
Di luar dugaan aku dapat orderan dan bisa mengumpulkan uang hingga 1.5 juta.

Belum habis di hari itu, ada orang yang memberi orderan lagi, dan aku kerjakan keesokan harinya.
Alhamdulillah hari itu aku mendapat uang 1 juta rupiah.

Total uang yang aku dapat 2.5 juta.
Alhamdulillah...PUJI SYUKUR kepada Alloh SWT yang telah mengembalikan uangku berlipat ganda.

Pada malam harinya, aku bertahajud.
Tak kusangka customerku yang sudah 2 tahun tak pernah memanggil kini dia memanggil pada pagi harinya.
Senangnya diriku, kudatangi customerku itu. Woh diluar dugaan, ada 4 mesin yang rusak semua.
Alhamdulillah semua kelar dan bisa berjalan dengan baik.

Tak kusangka, setelah selesai perbaikan aku diberinya amplop dan di rumah aku buka ternyata isinya 500 ribu rupiah.
Alhamdulillah, Alloh Maha Besar.

Sedekahku dikembalikan Alloh SWT secara berlipat.
Bahkan bulat 3 juta sekarang. Mau aku pakai apa ini uangku ya, pikirku dalam hati.

Akhirnya aku belikan AC merk Sharp 3/4 PK sayonara panas seharga 2.9 juta rupiah sudah termasuk pasangnya.
Sisanya 100 ribu, yang 10 ribu aku infakkan ke masjid dan 90 ribu aku pegang.

Alloh Maha Besar.
Janji Alloh SWT adalah HAQ.
Siapa yang bersedekah akan dikembalikan uangnya berlipat ganda. Bahkan lebih-lebih.


sumber : http://kejawenwetan.blogspot.com/2011/12/hebatnya-sedekah-ke-panti-asuhan-anak.html

Minggu, 20 Januari 2013

SEDEKAH 2 BUNGKUS LONTONG NASI

Setiap pagi saya biasa sarapan dengan kue kecil yang dijual tetangga belakang rumah. Suatu hari saya beli kue agak banyak dan tidak seperti biasanya. Ketika menuju rumah, di jalan saya bertemu dgn seorang yg agak hilang akal. Spontan, saya berikan 2 bungkus lontong dan berpesan agar bungkusannya jgn dibuang sembarangan. Setelah itu saya berlalu begitu saja. Sorenya, Subhanallah...saya dapat uang hasil membantu teman sebesar Rp 2,5 juta. Saya sangat heran. Padahal saya sudah minta uang tersebut tapi bagian keuangan teman saya itu belum bisa mengeluarkannya krn butuh waktu lama. Alhamdulillah...malam itu juga, uang tersebut bisa saya terima tanpa dipotong sedikitpun dan tanpa saya minta. Esoknya sebagian uang tsb say serahkan ke orang tua utk membantu memperbaiki rumah. Alhamdulillah...semua itu mungkin lantaran saya memberikan 2 buah lontong kepada org yg hilang akal. Kejadian serupa juga terulang lagi setelah saya memberikan 2 buah lontong ke orang yg sama, dan sorenya saya dpt rejeki yg tdk terduga. Subhanallah... Alhamdulillah... sy benar-benar takjub. Dan semua ini karena Allah SWT. 

sumber : http://yusufmansyur.blogspot.com/2009/04/sedekah-2-bungkus-lontong-nasi.html

Jumat, 18 Januari 2013

woooww 100 juta menjadi 1 milyar

Saya dan suami menikah 08 Februari 2004. Kami sama-sama bekerja di perusahaan yang berbeda sehingga masing-masing memiliki penghasilan sendiri.

Pada awal pernikahan kami masih tinggal di rumah kontrakan. Kami sudah beberapa kali survei mencari rumah untuk dibeli secara kredit, tapi beberapa kali pula tidak cocok. Cocok harga tapi tidak cocok lokasi atau bangunan, cocok lokasi dan bangunan tapi tidak cocok harga atau saya sudah cocok tapi suami tidak mau dan begitu pula sebaliknya. Pernah pula mencoba membangun sendiri kecil-kecilan di tanah kami, tapi lalu ribut soal denah. Capek deh... Jadilah rumah itu gak jadi-jadi, hehe... Selain dipusingkan soal rumah, kami juga dibuat pusing dengan belum hadirnya si buah hati. Sampai pernikahan 1,5 tahun belum juga ada tanda-tanda kehamilan saya.

Sekitar Agustus 2005 suami saya merenovasi rumah orangtuanya dari pondasi sampai atap menjadi rumah permanen yang layak huni. Beberapa bulan kemudian saya juga mengirimkan sejumlah uang kepada orang tua untuk merenovasi rumah orang tua saya. Total biaya renovasi kedua rumah sekitar 100 jutaan, padahal waktu itu kami masih jadi kontraktor rumah alias tinggal di rumah kontrakan, hehe...

Keikhlasan saya beberapa kali "tergoda" bila melihat teman-teman seangkatan yang sudah memiliki rumah sendiri walaupun kredit. Apalagi bila ada yang nanya "tinggal dimana?" "Masih ngontrak?" Duuuhhh,... Seandainya uang itu tidak untuk renovasi... Astaghfirullah... Kenapa saya jadi kurang ikhlas gini?

Hanya berselang beberapa minggu setelah rumah mertua selesai direnovasi dan uang saya transfer ke orang tua, subhanallah... saya hamil... Tak terkira bahagianya saya dan suami setelah 20 bulan penantian... Saya cipika cipiki suami masing-masing 10x saking senangnya, hehe...

Anak kami akhirnya lahir 11 September 2006, perempuan...cantik kayak ibunya, hehe.. Waktu itu kami masih juga kontraktor rumah.

Pada awal tahun 2007 ada iklan penjualan rumah. Lalu kami melihat rumah itu. Kali ini saya dan suami sama-sama cocok dengan lokasi, bangunan, dan denahnya..Rumah itu tampak masih baru dibangun. Lalu kami ketemu pemilik rumah. Dari pembicaraan pemilik rumah dan tetangga sekitarnya, rumah itu baru dihuni 1,5 tahun setelah dibangun. Pemiliknya terpaksa menjual karena kepepet uang. Setelah nego akhirnya disepakati harga 190 juta melalui KPR. Jadilah kami menempati rumah sendiri walaupun kredit sebagian tanpa menjual tanah kami.

Beberapa teman yang berkunjung ke rumah kami sempat menanyakan harga rumah itu. Saya mulanya enggan menjawab pasti dan saya katakan kalau dibeli murah karena orangnya kepepet kebutuhan uang. Lalu teman-teman saya menebak-nebak, dilihat dari luas bangunan, kualitas bangunan dan luas tanah harganya 300juta! Dan itu bukan satu dua orang saja yang mengatakannya.. Subhanallah... uang kami yang 100juta dulu sudah kembali...

Pada tahun 2007 juga kami alhamdulillah bisa memiliki mobil baru... Alhamdulillah...

Kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah terus saja kami rasakan. Pada awal tahun 2009, kami mendapat fasilitas rumah bersubsidi dari perusahaan tempat suami bekerja. Tanpa DP dan cicilannya sangat ringan jika dibandingkan dengan kredit sendiri melalui bank. Nilai jual rumah itu bisa mencapai 250 juta! Rumah itu kami sewakan sekaligus 2 tahun dengan nilai sewa yang cukup untuk mencicil selama 2 tahun!!!

Setelah memiliki 2 buah rumah dan mobil, pada akhir tahun 2009 dan awal tahun 2010 kami membeli beberapa
hektar kebun kelapa sawit. Bila dihitung-hitung, total aset mencapai sekitar 1 milyar...

Alhamdulillah... Terima kasih ya Allah... Walaupun sebagian aset kami beli dengan kredit, tapi selalu dimudahkan untuk membayar cicilannya... Tidak hanya itu, kini kami sudah memiliki 3 buah hati putra putri yang kami dambakan.

Kesimpulannya.... SEDEKAHLAH, MAKA REJEKIMU AKAN BERTAMBAH... Wallahu A'lam

sumber : http://yusufmansyur.blogspot.com/